Twitter disebutkan dituntutu oleh pihak pengadilan tinggi di Perancis dengan jumlah yang sangat fantastis yaitu € 38.5M (£ 32.8M). Hal ini dikarenakan pihak Twitter menolak untuk memberikan data akun membernya yang sudah melakukan komentar bernada rasis dan provokasi agama anti semit. Selain itu, Twitter juga mengabaikan perintah untuk mendirikan sebuah sistem computing yang akan mengingatkan polisi tentang konten tweet yang akan dimuat. Oleh sebabnya Persatuan Mahasiswa Yahudi Perancis (UEJF) menggugat Twitter dengan nilai cukup fantastis yakni € 38.5M (£ 32.8M) melalui Pengadilan Tinggi di Perancis.
Kasus ini berawal dari kemunculan sebuah hastag #unbonjuif yang berarti "Seorang Yahudi yang baik". Dimana hastag tersebut menjadi trending topik ketiga pada Oktober 2012 silam. #unbonjuif ini adalah twit yang berisikan kebencian akan komentar serta provaganda orang-orang yang beragama Yahudi.
UEJF tidak tinggal diam dan membawa Twitter ke pengadilan, menuntut
situs tersebut untuk mengungkap tweeted anti-Semit yang menggunakan
hashtag diberi nama oleh Twitter sehingga polisi bisa menuntut mereka
lebih lanjut secara hukum.
Twitter sepertinya tidak bekerjasama dengan baik dengan pihak UEJF tersebut untuk mengungkap siapa dalang yang terlibat dalam hastag tersebut. Namun, penolakan kerjasama pihak Twitter juga bukan tanpa alasan. Melainkan karena memang ada aturan dari pihak Twitter sendiri yang tidak membolehkan pihak Twitter membongkar identitas membernya dengan alasan apapun.
Alasan twitter tersebut terkait demokrasi dan privacy yang merupakan basis landasan pemerintahan di
Amerika Serikat dan mengacu pada kebebasan Amandemen 1 tentang jaminan
mengungkapkan pendapat di muka umum. Namun, di Perancis sepertinya hukum tersebut tidak berlaku, pasalnya Twitter tetap saja kena sanksi dan Pengadilan Tinggi Paris memutuskan Twitter bersalah dengan memberikan dua
minggu untuk memenuhi atau menghadapi denda sampai € 1,000 (£ 849) /hari
atau memenuhi permintaan penggugat.
Jika UEFJ memenangkan kasusnya, pihaknya berencana untuk menyumbangkan
uang kepada Dana Memorial Shoah Jewish. Twitter telah mengatakan akan
mengajukan banding atas keputusan tersebut. Twitter sepertinya
menghadapi dilema besar jika menuruti kehendak penggugat, karena jika
Twitter mengungkap akun seseorang, maka Twitter akan banyak kehilangan
kepercayaan dan privacy pengguna akun.
Sebelumnya, Twiiter juga sempat berurusan dengan masalah yang sama pada saat issue heboh tentang Neo Nazi yang mengumbar kebencian pada Anti-Semit di Twitter. Bagaimana menurut anda?
Post a Comment