0
Sebagai salah satu media sosial terbesar dan kerap dipakai untuk mengabarkan informasi ke dunia, Twitter tak jarang menyebarkan kebohongan. Untuk itu para ilmuwan di Eropa ciptakan sebuah software yang bernama Pheme.
Pheme

Pirangkat lunak itu miliki kemampuan untuk mendeteksi kebohogan dan rumor-rumor yang kerap berhembus di Twitter. Tak hanya mendetekasi, Pheme juga mampu mengidentifikasi lalu melacak sumber informasinya.

Lalu, software itu akan menganalisis percakapan yang ada termasuk penggunaan bahasa. Tiap kata akan dipindai dan menganalisa emosi yang tersirat dalam sebuah kalimat. Dari itu akan muncul indikasi jika seseorang telah melebih-lebihkan informasi.

Menurut Kalina Bontcheva, salah satu ilmuwan tersebut mengatakan jika Pheme juga mampu untuk menganalisa kebenaran kicauan di masa lalu. Tool itu juga bisa mendeteksi apakah tweet yang dialirkan dari akun yang sesungguhnya atau bot.

Ide dari proyek ini muncul dari pengalaman terdahulu yakni terjadi kerusuhan London 2011. Kala itu Rob Procter dari Universitas Warwick juga lakukan penelitian serupa. Dari studi Procter ada satu data yang menarik.

Twitter sejatinya miliki sistem imun. Tidak sedikit pengguna yang mengabaikan informasi di Twitter atau mengacuhkannya. Mereka tidak peduli. Tapi sistem itu kalah dengan tingkat penyebaran berita kebohongan.
Menulis adalah salah satu hobi yang membuat saya tetap bersemangat menjalani aktivitas sehari-hari.

Post a Comment

 
Top